Sebenernya tulisanku yg ini, ditulis pas aku lagi di purwokerto tepatnya di kost-an, menjelang tidur biasanya aku biasain nulis.
Berbeda
dengan ceritaku yang sebelumnya, rasanya aku sudah mulai bisa berpandangan
positif dengan apa yang aku jalani saat ini. Ternyata, menjadi seorang dosen
itu mulia, sama halnya seorang dokter. Aku menjadi malu, ketika melihat dosen2
yang mengajar di pascasarjana, yang terlihat enjoy dan berwawasan luas, rasanya
aku terkagum-kagum dan terinspirasi oleh mereka. Lalu, kenapa aku kemaren2
mengeluh terus ya. Mungkin karena semuanya membutuhkan proses. Termasuk proses
untuk bisa mencintai apa yang kita kerjakan. Karena yang namanya rasa bosan
atau jenuh itu akan selalu ada dalam kehidupan manusia, yang perlu dilakukan
adalah cara kita merefresh rasa jenuh tersebut dan mengubahnya menjadi semangat
baru.
Pekerjaan yang mulia
“Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”
Anonim
Rasanya
memang benar apabila ada pepatah yang mengatakan bahwa guru adalah pahlawan
tanpa tanda jasa. Kenapa ? karena kita tidak pernah tahu persiapan seorang guru
untuk mengajar satu bab materi itu seperti apa. Seorang guru akan menyiapkan
materi dari jauh-jauh hari, kemudian ia melatih dirinya agar terlihat ahli
didepan siswanya. Ada yang latihan di depan kaca, ada yang latihan adik atau
anaknya sebagai muridnya, dll. Dan seorang guru, pasti akan stress apabila
materi yang akan diajarkannya belum ia pahami 100%.
Coba
bayangkan, itu baru satu materi lho. Sedangkan kita tahu guru selalu dituntut
untuk bisa segala hal. Sedangkan seorang murid, tinggal duduk manis
mendengarkan gurunya menjelaskan saja, masih ada yang gaduh didalam kelas. Maka
tak heran, bila seorang guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihkuTuk
pengabdianmu
Engkau sabagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsaTanpa tanda
jasa
Dan
lebih hebatnya lagi, ilmu yang telah diajarkan oleh seorang guru, akan selalu
dibawa oleh sang murid sampai ia beranjak dewasa bahkan sampai tua. Meskipun
sang murid kadang dan sering lupa entah siapa guru yang telah mengajarkannya,
tapi ilmunya akan selalu ia bawa.
Maka
tak heran juga apabila seorang guru dianggap sebagai seseorang yang mulia,
karena ia selalu melakukan amal jariyah setiap harinya. Kita tahu amal jariyah
adalah amal yang tidak akan pernah terputus meskipun kita sudah meninggal
dunia.
Hadits
:
''Jika
anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah
jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang berdoa kepadanya.''
(H.R. Muslim)
Hadist di atas menjelaskan amal perbuatan seorang Muslim akan terputus ketika
ia meninggal dunia, sehingga ia tidak bisa lagi mendapatkan pahala. Namun, ada
tiga hal yang pahalanya terus mengalir walau pelakunya sudah meninggal dunia,
yaitu sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang shaleh.
Dalam riwayat Ibn Majah, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa salam menambahkan
tiga amal di atas,
Rasulullah
bersabda:
''Sesungguhnya
amal dan kebaikan yang terus mengiringi seseorang ketika meninggal dunia adalah
ilmu yang bermanfaat, anak yang dididik agar menjadi orang shaleh, mewakafkan
Alquran, membangun masjid, membangun tempat penginapan bagi para musafir,
membuat irigasi, dan bersedekah.'' (H.R. Ibn Majah)
Menurut
Imam Al-Suyuti (911 H), bila semua hadits mengenai amal yang pahalanya terus
mengalir walau pelakunya sudah meninggal dunia dikumpulkan, semuanya berjumlah
10 amal, yaitu:
1. Ilmu yang bermanfaat
2. Doa
anak yang shaleh
3. Sedekah
jariyah (wakaf)
4. Menanam
pohon kurma atau pohon-pohon yang buahnya bisa dimanfaatkan
5.
Mewakafkan buku, Kitab atau Al-Qur’an
6.
Berjuang dan membela Tanah Air
7. Membuat
sumur
8. Membuat
irigasi
9.
Membangun tempat penginapan bagi para musafir
10.
Membangun tempat ibadah dan belajar.
Ke sepuluh
hal di atas menjadi amal yang pahalanya terus mengalir, karena orang yang masih
hidup akan terus mengambil manfaat dari ke-10 hal tersebut.
Manfaat
yang dirasakan orang yang masih hidup inilah yang menyebabkannya terus mendapatkan
pahala walau ia sudah meninggal dunia.
Dari
pemaparan di atas, sudah seharusnya kita berusaha mengamalkan 10 hal tersebut
atau paling tidak mengamalkan salah satunya, agar kita mendapatkan tambahan
pahala di akhirat kelak, sehingga timbangan amal kebaikan kita lebih berat dari
pada timbangan amal buruk.
Allah
Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
''Timbangan
pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barang siapa berat timbangan
kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.'' (Q.S. Al-A'raaf [7]
Sebagai
seorang muslim seharusnya saya malu dengan hadits dan ayat suci al-quran
diatas, karena tanpa saya sadari saya telah melakukan amal yang pahalanya akan
terus mengalir bahkan meskipun saya sudah meninggal dunia, lantas kenapa saya
selalu mengeluh ya ?
Dengan
adanya keterangan diatas, seharusnya seorang guru sudah harus meluruskan
niatnya bukan lagi profit oriented melainkan niat ibadah. Karena ternyata
pejerjaannya sebagai ibadah. Apabila kita beribadah tapi hati kita tidak ikhlas
kan percuma, malah menjadi amal yang sia-sia. Maka dari itu, luruskan niat dari
sekarang untuk menjadikan semua ini ibadah, semoga dengan niat yang tulus semua
menjadi berkah yang terus mengalir baik di dunia maupun di akhirat. Amin
Kesuksesan yang Sejati
“orang sukses bukanlah seseorang yang mempunyai gaji
10 kali lipat dari pengeluarannya, melainkan seorang yang mampu mencintai
pekerjaannya seperti ia mencintai dirinya”
“jika seseorang sudah mencintai pekerjaannya, maka
ia tidak akan bekerja untuk mencari uang, melainkan uang yang akan mencarinya”
Deasy
Lestary Kusnandar
Hadist di atas menjelaskan amal perbuatan seorang Muslim akan terputus ketika ia meninggal dunia, sehingga ia tidak bisa lagi mendapatkan pahala. Namun, ada tiga hal yang pahalanya terus mengalir walau pelakunya sudah meninggal dunia, yaitu sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang shaleh.
Dalam riwayat Ibn Majah, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa salam menambahkan tiga amal di atas,
1. Ilmu yang bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar