Minggu, 09 Februari 2014

it's not about job tittle

Sebenernya tulisanku yg ini, ditulis pas aku lagi di purwokerto tepatnya di kost-an, menjelang tidur biasanya aku biasain nulis. 
Berbeda dengan ceritaku yang sebelumnya, rasanya aku sudah mulai bisa berpandangan positif dengan apa yang aku jalani saat ini. Ternyata, menjadi seorang dosen itu mulia, sama halnya seorang dokter. Aku menjadi malu, ketika melihat dosen2 yang mengajar di pascasarjana, yang terlihat enjoy dan berwawasan luas, rasanya aku terkagum-kagum dan terinspirasi oleh mereka. Lalu, kenapa aku kemaren2 mengeluh terus ya. Mungkin karena semuanya membutuhkan proses. Termasuk proses untuk bisa mencintai apa yang kita kerjakan. Karena yang namanya rasa bosan atau jenuh itu akan selalu ada dalam kehidupan manusia, yang perlu dilakukan adalah cara kita merefresh rasa jenuh tersebut dan mengubahnya menjadi semangat baru.

Pekerjaan yang mulia
“Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”
Anonim
Rasanya memang benar apabila ada pepatah yang mengatakan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Kenapa ? karena kita tidak pernah tahu persiapan seorang guru untuk mengajar satu bab materi itu seperti apa. Seorang guru akan menyiapkan materi dari jauh-jauh hari, kemudian ia melatih dirinya agar terlihat ahli didepan siswanya. Ada yang latihan di depan kaca, ada yang latihan adik atau anaknya sebagai muridnya, dll. Dan seorang guru, pasti akan stress apabila materi yang akan diajarkannya belum ia pahami 100%.
Coba bayangkan, itu baru satu materi lho. Sedangkan kita tahu guru selalu dituntut untuk bisa segala hal. Sedangkan seorang murid, tinggal duduk manis mendengarkan gurunya menjelaskan saja, masih ada yang gaduh didalam kelas. Maka tak heran, bila seorang guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihkuTuk pengabdianmu
Engkau sabagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsaTanpa tanda jasa
Dan lebih hebatnya lagi, ilmu yang telah diajarkan oleh seorang guru, akan selalu dibawa oleh sang murid sampai ia beranjak dewasa bahkan sampai tua. Meskipun sang murid kadang dan sering lupa entah siapa guru yang telah mengajarkannya, tapi ilmunya akan selalu ia bawa.
Maka tak heran juga apabila seorang guru dianggap sebagai seseorang yang mulia, karena ia selalu melakukan amal jariyah setiap harinya. Kita tahu amal jariyah adalah amal yang tidak akan pernah terputus meskipun kita sudah meninggal dunia.
Hadits :  
''Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang berdoa kepadanya.'' (H.R. Muslim)

Hadist di atas menjelaskan amal perbuatan seorang Muslim akan terputus ketika ia meninggal dunia, sehingga ia tidak bisa lagi mendapatkan pahala. Namun, ada tiga hal yang pahalanya terus mengalir walau pelakunya sudah meninggal dunia, yaitu sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang shaleh.

Dalam riwayat Ibn Majah, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa salam menambahkan tiga amal di atas,
Rasulullah bersabda:
''Sesungguhnya amal dan kebaikan yang terus mengiringi seseorang ketika meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat, anak yang dididik agar menjadi orang shaleh, mewakafkan Alquran, membangun masjid, membangun tempat penginapan bagi para musafir, membuat irigasi, dan bersedekah.'' (H.R. Ibn Majah)
Menurut Imam Al-Suyuti (911 H), bila semua hadits mengenai amal yang pahalanya terus mengalir walau pelakunya sudah meninggal dunia dikumpulkan, semuanya berjumlah 10 amal, yaitu:

1. Ilmu yang bermanfaat
2. Doa anak yang shaleh
3. Sedekah jariyah (wakaf)
4. Menanam pohon kurma atau pohon-pohon yang buahnya bisa dimanfaatkan
5. Mewakafkan buku, Kitab atau Al-Qur’an
6. Berjuang dan membela Tanah Air
7. Membuat sumur
8. Membuat irigasi
9. Membangun tempat penginapan bagi para musafir
10. Membangun tempat ibadah dan belajar.

Ke sepuluh hal di atas menjadi amal yang pahalanya terus mengalir, karena orang yang masih hidup akan terus mengambil manfaat dari ke-10 hal tersebut.
Manfaat yang dirasakan orang yang masih hidup inilah yang menyebabkannya terus mendapatkan pahala walau ia sudah meninggal dunia.
Dari pemaparan di atas, sudah seharusnya kita berusaha mengamalkan 10 hal tersebut atau paling tidak mengamalkan salah satunya, agar kita mendapatkan tambahan pahala di akhirat kelak, sehingga timbangan amal kebaikan kita lebih berat dari pada timbangan amal buruk.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

''Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barang siapa berat timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.'' (Q.S. Al-A'raaf [7]

Sebagai seorang muslim seharusnya saya malu dengan hadits dan ayat suci al-quran diatas, karena tanpa saya sadari saya telah melakukan amal yang pahalanya akan terus mengalir bahkan meskipun saya sudah meninggal dunia, lantas kenapa saya selalu mengeluh ya ? 

Dengan adanya keterangan diatas, seharusnya seorang guru sudah harus meluruskan niatnya bukan lagi profit oriented melainkan niat ibadah. Karena ternyata pejerjaannya sebagai ibadah. Apabila kita beribadah tapi hati kita tidak ikhlas kan percuma, malah menjadi amal yang sia-sia. Maka dari itu, luruskan niat dari sekarang untuk menjadikan semua ini ibadah, semoga dengan niat yang tulus semua menjadi berkah yang terus mengalir baik di dunia maupun di akhirat. Amin

Kesuksesan yang Sejati
“orang sukses bukanlah seseorang yang mempunyai gaji 10 kali lipat dari pengeluarannya, melainkan seorang yang mampu mencintai pekerjaannya seperti ia mencintai dirinya”

“jika seseorang sudah mencintai pekerjaannya, maka ia tidak akan bekerja untuk mencari uang, melainkan uang yang akan mencarinya”
Deasy Lestary Kusnandar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar